ada sesenggukan di ujung
selasar. itu seorang wanita yang tengah bercengkrama dalam sujudnya,
menumpahkan segala haru dan pilu diatas sajadah usang tempat ia jatuhkan
keningnya hingga ungu,
ditengah tangisnya itu, ia selipkan beribu kata. pujanya pada Yang Esa, salam penuh cintanya kepada Sang Nabi,
lamat-lamat ku dengar dia bergumam seperti ini.
"Tuhan, bagaimana aku harus memujamu, sedang beribu kata tak mampu mewakilkan segala sifat MahaMu. tapi sungguh, aku ingin memujamu dengan caraku. dengan cara yang pikirku sendiri tak sampai menalarnya, aku hanya ingin memelukMu.. menyatukanMu penuh dalam setiap celoteh hati.
Tuhan, setelah sekian lama kuselingkuhimu dengan penuh sombong, kini aku yang tak tahu diri ini datang memapa.. mencoba merayuMu lagi dengan kata-kata cintaku. aku tahu mungkin ini terlalu gombal, tapi hanya dengan begini ku bisa mencumbuMu Tuhan...
aku hanya pecinta malang, yang seringkali manghianatiMu dengan para selingkuhan sialan itu.ku selingkuhiMu dengan sadis,, terang terangan didepanMu Tuhan..
Ah Tuhan,,Kau pasti tahu tentang segala kebobrokan yang telah ku terabas dengan ganas..
dan Kau tahu pula jika aku akan terjatuh dalam kubang penyesalan yang maha dahsyat.
Tuhan,entahlah..
tapi kini aku ingin berada disampingMu,, Kau bilang jika aku mendekat satu langkah maka Kaupun akan mendekat dua langkah kepadaku Tuhan. tak peduli betapa hinanya aku dihadapanMu tuhan, tapi sungguh, kini aku sedang sangat keras kepala dan tak tahu malu ingin mendekatiMu. ingin meraihMu kembali setelah kucampakkan Kau begitu lamanya, begitu seringnya.
Tuhan, makhluk yang tak tahu malu ini tengah mengiba dihadapanMu tuhan, tidak ingin diberi harta, tidak ingin diberi pahala, tidak ingin diberi surga, makhluk yang hina nan papa ini hanya ingin Engkau Tuhan, Engkau dan cintaMu sudah cukup menyumpal mulut yang tak tahu diri ini agar tak mengiba lagi diharibaanMu. dekaplah hamba Tuhan, jangan pernah lepaskan. dekap yang erat hingga hamba tak bisa lari kembali. dekap hingga tertidur dan tak terbangun lagi.."
ternyata sang perempuan tengah bercengkrama dengan Tuhan, cengkrama ditemani berbulir - bulir tetesan air mata.
lalu kulihat dia tersenyum dalam tangisnya,
Mungkin Tuhan telah memeluki hatinya,
dan aku berjalan pulang,
berharap Tuhan juga peluk hatiku yang tengah hilang entah kemana...
ditengah tangisnya itu, ia selipkan beribu kata. pujanya pada Yang Esa, salam penuh cintanya kepada Sang Nabi,
lamat-lamat ku dengar dia bergumam seperti ini.
"Tuhan, bagaimana aku harus memujamu, sedang beribu kata tak mampu mewakilkan segala sifat MahaMu. tapi sungguh, aku ingin memujamu dengan caraku. dengan cara yang pikirku sendiri tak sampai menalarnya, aku hanya ingin memelukMu.. menyatukanMu penuh dalam setiap celoteh hati.
Tuhan, setelah sekian lama kuselingkuhimu dengan penuh sombong, kini aku yang tak tahu diri ini datang memapa.. mencoba merayuMu lagi dengan kata-kata cintaku. aku tahu mungkin ini terlalu gombal, tapi hanya dengan begini ku bisa mencumbuMu Tuhan...
aku hanya pecinta malang, yang seringkali manghianatiMu dengan para selingkuhan sialan itu.ku selingkuhiMu dengan sadis,, terang terangan didepanMu Tuhan..
Ah Tuhan,,Kau pasti tahu tentang segala kebobrokan yang telah ku terabas dengan ganas..
dan Kau tahu pula jika aku akan terjatuh dalam kubang penyesalan yang maha dahsyat.
Tuhan,entahlah..
tapi kini aku ingin berada disampingMu,, Kau bilang jika aku mendekat satu langkah maka Kaupun akan mendekat dua langkah kepadaku Tuhan. tak peduli betapa hinanya aku dihadapanMu tuhan, tapi sungguh, kini aku sedang sangat keras kepala dan tak tahu malu ingin mendekatiMu. ingin meraihMu kembali setelah kucampakkan Kau begitu lamanya, begitu seringnya.
Tuhan, makhluk yang tak tahu malu ini tengah mengiba dihadapanMu tuhan, tidak ingin diberi harta, tidak ingin diberi pahala, tidak ingin diberi surga, makhluk yang hina nan papa ini hanya ingin Engkau Tuhan, Engkau dan cintaMu sudah cukup menyumpal mulut yang tak tahu diri ini agar tak mengiba lagi diharibaanMu. dekaplah hamba Tuhan, jangan pernah lepaskan. dekap yang erat hingga hamba tak bisa lari kembali. dekap hingga tertidur dan tak terbangun lagi.."
ternyata sang perempuan tengah bercengkrama dengan Tuhan, cengkrama ditemani berbulir - bulir tetesan air mata.
lalu kulihat dia tersenyum dalam tangisnya,
Mungkin Tuhan telah memeluki hatinya,
dan aku berjalan pulang,
berharap Tuhan juga peluk hatiku yang tengah hilang entah kemana...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar